Minggu, 02 Maret 2014

Kisah Sepasang Merpati

Fakta tentang burung Merpati
Once upon a time, hiduplah sepasang burung merpati.. Keduanya adalah kekasih yang saling mencintai.. Mereka hidup bersama dan sangat bahagia..
One day, si burung merpati jantan terluka karena sayapnya terkena anak panah seorang pemburu.. Beruntung dia masih bisa pulang ke sarang meski dalam keadaan terluka..
Si burung merpati betina pun merawat kekasihnya dengan sabar dan setia.. Tak pernah sedikitpun ia tunjukkan rasa sedih atau pun keluh kesah di hadapan kekasihnya yang sedang sakit..
Setiap hari dia keluar untuk mencarikan makan dan minum untuk kekasihnya.. Dia mengambil air di danau dengan paruhnya, menyimpannya di dalam mulut, lalu membawanya terbang ke sarang tempat kekasihnya beristirahat.. Kadang ia melakukan hal tersebut berkali-kali dalam sehari.. Setelah kekasihnya minum, barulah dia minum.. Dia ingin memastikan kekasihnya tidak kehausan atau kelaparan baru setelah itu dia memikirkan dirinya sendiri..
Beberapa hari, akhirnya burung merpati jantan pun sembuh.. Pagi itu dia terbang berkeliling dengan sayapnya yang telah sembuh.. Di jalan ia bertemu dengan salah seorang kawannya, juga burung merpati jantan.
Kawannya itu berkata, “Kekasihmu sungguh burung merpati betina yang tangguh. Saat kau sakit, setiap hari dia terbang ke danau di hutan sebelah untuk mengambilkan minum untukmu. Taukah kau bahwa danau di hutan ini kering karena tidak ada hujan? Dia pasti sangat lelah..”
Si burung merpati jantan tersentak, kaget. Teringatlah dia bahwa selama sakit beberapa hari ini dia sering memarahi kekasihnya karena begitu lama mengambilkan air minum. Tapi kekasihnya hanya meminta maaf. Si burung merpati betina tak menceritakan padanya bahwa danau di hutan ini telah kering sehingga ia harus terbang ke danau hutan sebelah untuk mengambilkan air minum.
Bahkan, pagi ini setelah merasa lebih baik, si burung merpati jantan pergi meninggalkan sarang dengan berkata, “Mulai hari ini aku bisa mengambil air minum sendiri, tak perlu menunggumu yang sungguh lambat mengambilkan air untukku”
Dan lagi-lagi pagi tadi si burung merpati betina hanya minta maaf.
Tersadar akan kesalahannya, burung merpati jantan segera kembali ke sarang. Namun, ia tak menemukan kekasihnya. Ia pun segera berkeliling hutan mencari kekasihnya, tapi sampai terik siang,t ak juga ia temukan. Karena kelelahan dan sayapnya yang baru sembuh terasa sakit kembali, ia terbang kembali ke sarang.
Di sana dia menemukan sebuah cawan plastik kecil berisi air.
Ia melihat ke sekeliling, kekasihnya masih belum ada. Dia pandangi cawan tersebut. Dia belum minum dari pagi. Saat ini dia benar-benar haus karena setengah hari berkeliling hutan.
Tak berapa lama, burung merpati betina kembali ke sarang, membuka paruhnya dan mengalirlah air ke dalam cawan plastik dari mulutnya.
“Sayang, engkau baru sembuh, terlalu berat bagimu untuk terbang ke danau sebelah untuk minum. Karena itu aku senang sekali saat pagi ini aku menemukan cawan plastik ini. Aku langsung punya ide untuk mengisinya dan menaruh di sarang kita agar kau bisa minum kapanpun kau mau. Maafkan aku pagi tadi tak sempat memberitahumu bahwa danau di hutan ini telah kering. Kau pasti kehausan. Minumlah…” Kata burung merpati betina sambil tersenyum..
Si burung merpati jantan semakin merasa bersalah. Tiba-tiba dia merasa tidak berguna. Sebagai burung merpati jantan, dialah yang seharusnya menjaga kekasihnya. Dan saat-saat sulit seperti kemarau panjang ini, semestinya dialah yang mengambilkan minum untuk kekasihnya. Tapi justru dia membiarkan kekasihnya melakukannya untuknya. Sementara dia dengan seenaknya langsung minum dan memarahi kekasihnya karena lambat.
Si burung merpati jantan berbalik memunggungi kekasihnya.
“Sayang, ada apa denganmu? Apakah aku berbuat salah lagi? Maafkan aku karena membiarkanmu kehausan hari ini. Sekarang kau minumlah..”
Si burung merpati jantan menarik nafas.
“Sayang, aku rasa kita tidak bisa bersama lagi..” Katanya dengan tenggorokan tercekat.
“Kenapa? Apakah kesalahanku kali ini tidak bisa dimaafkan sehingga kau ingin meninggalkan aku?”
“Iya. Kesalahanmu kali ini tak sanggup aku terima lagi.”
“Kenapa? bukankah kita saling mencintai? Aku akan berubah.. aku berjanji..”
“Sayang, taukah kesalahanmu apa? Kesalahanmu adalah karena kau terlalu baik padaku. Karena kau terlalu tangguh dan tegar tanpa aku. Kau tak membutuhkan aku, sayang. Kau bisa hidup sendiri atau menemukan kekasih yang jauh lebih hebat dari aku..”
Si burung merpati betina terdiam.
“Aku akan pergi sayang. Aku yakin kau bisa hidup lebih baik tanpa aku……”
“Apakah hidup tanpa aku akan membuat kau merasa lebih baik dan bahagia sayang?” tanya burung merpati betina.
“Iya. aku akan merasa lebih baik dan bahagia, karena aku tidak perlu merasa bersalah karena selalu menyusahkanmu..”
“Baiklah. Pergilah…”
Si burung merpati jantan pun terbang meninggalkan sarang. Burung merpati betina terdiam lalu tersenyum karena dia berpikir burung merpati jantan akan lebih bahagia tanpa dia.
***
Hari berganti. Minggu berlalu. Waktu merambat cepat hingga telah enam bulan berlalu sejak perpisahan sepasang kekasih itu.
Burung jantan, setelah meninggalkan sarang, pergi berkelana dari satu hutan ke hutan yang lain. Sering kali ia merindukan kekasihnya burung merpati betina. Tapi dia merasa tak sanggup jika harus kembali dan menerima kebaikan burung merpati betina padanya.
Dia pun memaksakan diri untuk tetap tegar hidup sendiri.
Setelah enam bulan, dia akhirnya memutuskan untuk menengok hutan tempat tinggalnya dulu. Dia ingin mengetahui keadaan burung merpati betina, sekedar menyapa dan bertanya kabar. Dia tahu burung merpatii betina sangat tegar, karena itu dia yakin bahwa burung merpati betina baik-baik saja, tapi dia ingin melihatnya langsung.
Sampai di pohon tempat sarang burung merpati betina, burung merpati jantan terkejut karena burung merpati betina tak ada disana. Justru dia menemukan sepasang burung kutilang dan tiga anaknya sedang bermain-main di sarang itu.
Dia pun bertanya pada si burung kutilang.
“Sejak kapan kalian tinggal disini? Taukah kau burung merpati betina yang dulu tinggal disini?”
“Oh.. ya.. burung merpati betina itu, kami tau. Dialah yang memberikan sarang ini kepada kami tiga bulan yang lalu. Waktu itu dia sedang sakit. Dia bilang dia sakit karena sangat merindukan kekasihnya. Dia tak bisa makan, tak bisa tidur. Dia ingin mencari kekasihnya yang telah pergi tapi dia takut kehadirannya akan membuat kekasihnya tak bahagia. Namun tiga bulan yang lalu, keadaannya begitu parah, dia akhirnya memutuskan untuk pergi untuk mencari kekasihnya. Dia memberikan sarang ini kepada kami dan meminta kami menjaganya. Jika suatu saat kekasihnya datang dia meminta kami mengatakan pada kekasihnya bahwa dia sangat mencintai kekasihnya dan sangat membutuhkan kekasihnya, setiap saat, setiap detik…”
Burung merpati jantan tersentak. Ada rasa ngilu yang tiba-tiba hadir merayapi tubuh dan sayapnya.
“Taukah kalian dimana dia sekarang?”
“Apakah kau kekasih burung merpati betina itu?” Tanya burung kutilang.
Burung merpati jantan mengangguk.
“Kami tidak tau persis. Tapi beberapa minggu yang lalu kami dengar dia tertangkap oleh pemburu. Kami tidak tau bagaimana nasibnya sekarang… Tapi kami ingin menyampaikan pesannya untukmu. Dia ingin sekali mengatakan padamu bahwa dia sangat mencintaimu, sangat membutuhkanmu, setiap saat, setiap detik…”
Burung merpati jantan seolah mati rasa. Seluruh tubuhnya lemas. Setelah mengucapkan terima kasih, dia segera terbang pergi meninggalkan sarang dan dengan sekuat tenaga terbang berkeliling hutan untuk mencari kekasihnya. Dia bertanya kepada setiap binatang yang ia temui. Dia terus mencari, dan terus mencari. Dia berjanji dia tidak akan menyerah, sampai kapanpun, dia yakin dia akan menemukan kekasihnya kembali. Dan bila saat itu tiba, dia tidak akan pernah meninggalkan kekasihnya lagi….
The End.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar